Copywriting di Tahapan Marketing Funnel
Marketing funnel adalah kegiatan seseorang dalam mengenal brand dan mempertimbangkannya, melakukan pembelian, hingga menjadi pelanggan setia. Kita bisa mengartikan marketing funnel sebagai customer journey.
Copywriting berperan untuk mengomunikasikan secara bertahap menurut pemahaman customer tentang produk kita, sehingga sedikit demi sedikit customer mulai percaya, yakin, dan bahkan menjadi pelanggan tetap terhadap produk kita. Analogikan dengan matematika, yang sesorang tidak mungkin paham jika langsung belajar perkalian tanpa belajar penambahan terlebih dahulu. Begitu pula di tahapan marketing funnel ini, seorang copywriter tidak mungkin tiba-tiba langsung menyuruh customer nya beli product nya tanpa memperkenalkannya kepada customer sehalus mungkin.
Dalam tulisan ini tahapan marketing funnel akan dibagi menjadi tiga tahapan yaitu upper funnel (awareness), middle funnel (engagement), dan bottom funnel (conversion/action). Tahapan ini dapat dilihat di gambar 1. Funnel secara bahasa artinya corong, maka di gambar 1, dapat kita lihat bentuk corong yang semakin ke bawah semakin kecil. Arti dari corong yang semakin kecil adalah semakin sedikitnya target audiens di tahap marketing funnel tertentu, sehingga berikut urutannya menurut audiens terbanyak upper funnel > middle funnel > bttom funnel.
Upper Funnel (Awareness)
adalah tahapan untuk mencuri perhatian customer atau cari cara berkomunikasi yang membuat orang menengok.
Copywriting di tahap ini memiliki peran untuk membuat target audiens lebih aware tentang keberadaan produk, jasa, dan brand.
Tips copywriting di tahap ini:
- Mainkan angle yang menarik perhatian audiens, seperti pain point, comparison, hingga benefit tentang brand.
- Pilih bagian yang paling menonjol untuk ditawarkan.
- Konten bersifat informatif dan ringkas.
- Fokus pada persepsi, masalah utama, dan motivasi.
Middle Funnel (Engagement)
adalah tahapan untuk mengajak target audiens agar lebih tertarik, yakin atau berpartisipasi dengan brand sehingga memiliki keinginan untuk terlibat. Pertanyaan yang bisa diajukan adalah, ‘bagaimana pelanggan bisa merasa relate dengan copywriting kita.
Tips copywriting:
- Konten bersifat interaktif, validasi, dan emosional yang melibatkan partisipasi audiens.
- Gaya bahasa bersifat conversational, menggunakan open-ended question yang mengajak target audiens melakukan sesuatu.
Contoh: “Mana yang jadi favorit kamu? Kasih tahu di kolom komentar yuk!”
- Maksimalkan penggunaan tagar dan target keyword.
- Kombinasikan jenis konten edukatif atau inspiratif.
- Fokus pada keraguan pada produk, yang membuat mereka relate dan ingin berinteraksi.
Bottom funnel (Conversion/Action)
copywriting di tahapan ini memiliki tujuan untuk mengkonversi audiend pasif ke audiens yang melakukan tindakan sesuai keinginan brand, misal: membeli produk, mengunduh aplikasi, atau memakai jasanya.
Tips copywriting di tahap ini, yaitu:
- Menggunakan kalimat call to action yang tegas, lugas, dan jelas. Maksimalkan pada sekitar 4 kata saja. Contoh “Unduh aplikasinya sekarang!”, “Beli sekarang!”
- Gunakan nilai-nilai yang meunjukkan economic value atau scarcity (kelangkaan), contoh “Beli sekarang diskonnya cuma hari ini lho!”
- Penulisan harus didasarkan pada sudut pandang benefit atau masalah customer (customer centered).
- Gunakan social proof untuk meyakinkan audiens, seperti testimoni atau prestasi-prestasi brand.
- Fokus pada hal yang membuat mereka makin terdorong, yakin, dan terbantu untuk menggunakan brand.
Jadi, pada dasarnya copywriter memiliki peran untuk mendekatkan pelanggan dengan brand kita secara halus, mulai dari pengenalan, meyakinkan, dan memudahkan audiens melakukan sesuatu.